Otonomi daerah menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan.
- UU No.1 tahun 1945 ttg komite daerah
- UU No. 22 tahun 1948, UU pokok Pemerintahan Daerah
- UU No 1 tahun 1957, UUP-PD
- UU No.18 tahun 1968, UUP-PD
- Tap MPRS No. XXI tahun 1966 ttg pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah.
- UUNo. 5 tahun 1974, Pokok-pokok PD
- UU No.22 1999 tentang Pemerintahan Daerah
- UU No.25 1999 Perimbangan Keuangan antara pusat dan daerah
- UU No. 32 tahun 2004, pemerintah daerah
- UU No. 33 tahun 2004 Perimbanagan Keuangan pusat dan daerah
- Ketegangan antara pusat dan Daerah sehingga menimbulkan tuntutan merdeka di beberapa daerah spt: Aceh, Papua
- Ketidak adilan pemerintah pusat dalam memperlakukan daerah secara ekonomi, politik dan kultural.
- Kebijakan radikal (big bang) desentralisasi diperkenalkan tahun 1999 melalui UU No. 22/1999 dan UUNo.25/1999
- Lahirnya dua UU tersebut untuk merespons dua kondisi sospol yaitu merebaknya tuntutan daerah untuk memperoleh otonomi yang lebih luas, bahkan tuntutan federasi dan merdeka khususnya daerah-daerah yang kaya akan hasil alam seperti Papua,aceh dan Riau.
- UU No 32 dan 33 merupakan perbaikan dari UU sebelumnya.
1.Pembangunan yang tidak merata
- Fokus pertumbuhan Orba
- Di tingkat nasional laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun cukup tinggi dan tingkat pendapatan perkapita terus naik setiap tahun.
- Namun di tingkat regional, kesenjangan pembangunan ekonomi antar provinsi semakin besar.
2. ketimpangan ekonomi regional di Indonesia
- Selama pemerintahan Orba, berdasarkan UU No. 5 tahun 1974, pemerintah pusat menguasai dan mengontrol hampir semua sumber pendapatan daerah yang ditetapkan sebagai penerimaan negara, termasuk pendapatan dari sumber daya alam (SDA) di sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan /kelautan. Akibatnya daerah-daerah yang kaya SDA tidak dapat menikmati secara layak. Juga pinjaman dan bantuan luar negeri, penanaman modal asing (PMA) dan tata niaga di dalam negeri diatur sepenuhnya oleh pemerintah pusat sehingga hasil yang diterima daerah lebih rendah daripada potensi ekonominya.
- Kontribusi penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat dalam bentuk bagi hasil pajak dan bukan pajak, sumbangan dan bantuan mendominasi konfigurasi APBD
- Kontribusi penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat dalam bentuk bagi hasil pajak dan bukan pajak, sumbangan dan bantuan mendominasi konfigurasi APBD
- Sumber-sumber penerimaan yang relatif besar umumnya dikelola oleh pemerintah pusat, sedangkan sumber-sumber penerimaan yang relatif kecil dikelola oleh pemda.
- krisis ekonomi
- lengsernya soeharto
- krisis politik dan sosial
- hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,
menurut sondakh (1999) ada tiga faktor pemicu disintegrasi bangsa:
Tujuan Pokok UU no.25 tahun 1999 adalah
- Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian daerah,
- Menciptakan sistem pembiayaan daerah yang adil, proforsional, transparan, rasional, partisipatif, bertanggung jawab(akuntabel) dan pasti,
- Mewujudkan sistem perimbangan keuangan yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.
- Menjadi acuan dalam alokasi penerimaan negara bagi daerah.
- Mempertegas sistem pertanggungjawaban keuangan oleh pemerintah daerah.
- Menjadi pedoman pokok tentang keuangan daerah
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
- Merupakan satu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggraan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
- Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi di danani APBD
Sumber-Sumber Penerimaan Daerah
- DAU atau bantuan umum (block grants) sering disebut bantuan tak bersyarat (unconditional grants) karena merupakan jenis transfer antar tingkat pemerintah yang tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu.
- DAU dimaksudkan untuk menggantikan transfer berupa subsidi daerah otonomi (SDO) dan Inpres.
- DAK atau bantuan khusus (special grants) merupakan jenis transfer yang memiliki persyaratan tertentu yang terkait di dalam bantuan tersebut.
- Bantuan khusus ini diberikan untuk mendorong pemda dalam menambah barang dan jasa publik tertentu.
- Jadi, DAK dapat menjamin bahwa pemda akan menyediakan jasa publik yang sesuai dengan program pemerintah pusat, tanpa harus membebani pemda.
- DAK diberikan untuk kegiatan investasi yang merupakan prioritas nasional atau suatu kondisi khusus daerah, misalnya daerah transmigrasi.
0 komentar:
Posting Komentar