Strategi Audit Pendahuluan Tujuan auditor dalam perencanaan dan pelaksanan audit adalah untuk menurunkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin umtuk mendukung pendapat auditor mengenai apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam segala aspek yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Karena ada keterkaitan antara bukti materialitas dan komponen audit, maka auditor dapat memilih dua alternative strategi audit, yaitu: Dalam memilih alternative strategi audit tersebut, auditor mempertimbangkan factor-faktor sebagai berikut: Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan (Planned assessed level of control risk) yang tinggi, berarti auditor mengangap bahwa struktur pengendalian intern klien adalah sangat efektif dan dapat mengurangi kemungkinan salah saji. Oleh karena itu, auditor harus menguji kebenaran anggapannya tersebut. Auditor lebih banyak melakukan pengujian pengendalian. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan (Planned assessed level of control risk) yang rendah, berarti auditor menganggap bahwa struktur pengendalian intern klien sangt tidak efektif dan tidak akan dapat mencegah terjadinya salah saji. Oleh karena itu, auditor kemudian menguji apakah salah saji yang tak terdeteksi oleh struktur pengendalian intern klien tersebut, dapat dideteksi oleh prosedur audit. Oelh karena itu, auditor melakukan pengujian substantive. Luas pemahaman auditor terhadap struktur pengendalian internjuga mempengaruhi pemilihan strategi audit. Apabila auditor sangat memahami struktur pengendalian intern klien, maka auditor dapat memilih strategi audit Primarily substantive approach. Apabila auditor kurang memahami struktur pengendalian intern klien, maka auditor dapat memilih strategi audit Lower assessed level of control risk approach. Strategi audit pendahuluan bukanlah merupakan spesifikasi rinci (detail) prosedu auditing. Strategi audit pendahuluan merupakan suatu judgement pendahuluan mengenai endekatan yang akan dipakai dalam melaksanakan audit. Primarily substantive approach Pada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian substantive daripada pengujian pengendalian. Auditor relative lebih sedikit melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengedalian intern klien. Strategi ini lebih banyak dipakai dalam audit yang pertama kali daripada atas klien lama. Strategi ini digunakan apabila auditor, atas dasar pengalaman maupun tahap perencanaan sebelumnya, menemukan kondisi sebagai ebrikut: Kedua kondisi ini biasanya terkait dengan asersi akun: Lower assessed level of control risk approach Auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian daripada pengujian substantive pada strategi ini. Hal ini bukan berarti auditor sama sekali tidak melakukan pengujian substantive. Auditor tetap melakukan pengujian substantive meskipun tidak se-ekstensif pada Primarily substantive approach. Auditor lebih banyak melakukan prosedur Menghimpun Pemahaman Struktur PengendalianIntern Klien Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, auditor harus melaksanakan prosedur audit yang antara lain meliputi prosedur untuk memeperoleh pemahaman struktur pengendalian intern. Pemahaman struktur pengendalian intern, digunakan auditor untuk: Struktur pengendalian intern terdiri atas tiga unsure, yaitu: struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai berikut: tujuan yang pertama dn kedua dapat dipatuhi dengan pengendalian akuntansi yang baik. Tujuan keriga dan keempat dapat dipatuhi dengan pengendalian administrative yang baik. Disamping keenam tahap perencanaan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan auditor pada tahap perencanaan, yaitu: Pemahaman Struktur Pengendalian Intern Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sngat mmegang peranan penting dal auditing. Dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319. Par 06 dikemukakan bahwa: Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan (assurance) yang memadai bhwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. Dengan demikian, SPI dapat mencakup berbagai kebijakan dan prosedur yang sangat bervariasi dan luas, serta dapat mencakup berbagai tujuan. Ikatan Akuntan Indonesia denan standar auditingya pada standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa: Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dipeoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Arti Penting Pengendalian Intern Sebuah publikasi dai AICPA pada yahun 1947 berjudul Internal Control, menyebutkan factor-faktor berikut sebagai pendorong atas semakin luasnya pengakuan tentang pentingnya pengendalian intern: Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun penyimpangan. Dengan kata lain, struktur pengendalian intern memberikan kepastian bahwa penggelapan laporan keuangan dapat dicegah atau dideteksi lebih dini. Struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai berikut: Untuk kepentingan ausit atas laporan keuangan, struktur pengendalian intern suatu entitas dikelompokkkan atas tiga unsure, yaitu: Prosedur pengendalian
untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. Strategi ini lebih banyak dipakai dalam audit atas klien lama daripada audit yang pertama kali atas klien baru. Strategi ini digunakan apabila auditor, atas dasar pengalaman maupun tahap perencanaan sebelumnya, menemukan kondisi sebagai berikut:
Senin, 27 September 2010
Pemahaman Sistem Pengendalian Intern
01.01
No Comments
Planned assessed level of substantive test yang dilaksanakan auditor untuk mengurangi risiko audit pada tingkat serendah mungkin.
Biaya untuk melaksanakan :
Biaya untuk melaksanakan:
Akun yang diperiksa adalah akun yang dipengaruhi transaksi rutin, dan volumenya tinggi. Contoh akun seperti itu adalah:
Biaya upah dan gaji
Merancang pengujian substantive
menentukan staf pelaksana audit
0 komentar:
Posting Komentar